SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan masih terjadi. Dampak asap yang ditimbulkan makin parah. Data dari Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) per 20 September 2019 menyebutkan ada sebanyak 50.398 jiwa menderita ISPA yang tersebar di 41 kota/kabupaten di Kalimantan. Kualitas udara di Kalimantan Tengah sendiri sudah termasuk kategori berbahaya.
Menyikapi kondisi tersebut, tim DERM – ACT segera bergerak ke salah satu titik terparah di Kalimantan Tengah, yaitu Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kamis (19/9) tadi. Bersama relawan dari MRI-ACT Kalsel, tim meluncur dari Kota Banjarmasin menempuh perjalanan selama delapan jam.
Setibanya di Sampit, tim segera mendirikan posko kemanusiaan yang beralamat di Jl Pelita Barat. Koordinator Aksi Lukman Solehudin menyebutkan kedatangan mereka dengan sejumlah program yang telah direncanakan diantaranya bagi bagi masker N95, sosialisasi cuci hidung, dan pelayanan kesehatan.
Selain menjelaskan respon darurat berupa pembagian masker dan cuci hidung, tim juga telah disiapkan pada penanganan pasca bencana (recovery). “Warga sudah lama terpapar asap, sedikit banyak akan ada efek yang muncul di dalam tubuh mereka. Maka pemberian nutrisi berupa susu, buah-buahan, dan vitamin menjadi penting untuk dilakukan,” tutur Lukman.
Keberangkatan tim relawan menjadi tanda keseriusan ACT dalam menangani kebakaran hutan dan lahan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Cabang ACT Kalsel Zainal Arifin. “Kita tak boleh diam melihat saudara-saudara kita yang kini berteriak minta tolong dikepung asap, bantuan apapun pasti mereka nantikan,” ucapnya. “Kami memanggil jiwa kemanusiaan Sahabat dermawan untuk meringankan beban mereka. Bukan hanya soal kesehatan, tapi ada ancaman krisis ekonomi dan pangan di sana,” imbuhnya.
(Retno Sulisetiyani – ACT Kalsel)
Posting Komentar